Thursday, March 29, 2012

أليس الله بكاف عبده ؟

Allah,
I need Allah,
And the hearts all over the world tonight.
I said there's hearts all over the world tonight

What can I do?
I need Allah,
And the hearts all over the world tonight.
I said there's hearts all over the world tonight

Wish I was smarter, when I was younger.
Found something better - made me a winner and,
I'm so glad to be Yours!
It's my life that you own.


I start my journey when You forgive me 
I swear my whole world stops.
You are in my heart and, I'm so glad that its fine 
You are One truly kind...

You lighten me!
(I) Feel it, through and through, and
For sure ya Rabbee, there ain't nothing You can't do!
Because if I got You,
I don't need money!
I don't need cars!
Lord, you're my all!

And...Oh!
I'm into You my Lord,
No one else would do!
With every test you put me through,
the miracles, you help me do..
And now I know I can't be the only one,
I bet there's hearts all over the world tonight,
with the Love of their life who feel...what I feel when I'm

With You, with You, with You, with You, ya Rahman! 
With You, with You, with You, ya Raheem!

I don't want nobody else
Without You there's no one left and, 
the Master of judgment day,
I got to have Your love and I cannot do without,

If I got You,
I don't need money!
I don't need cars!
Lord, you're my all!

Oh!
I'm into You my Lord,
No one else would do!
With every test you put me through,
the miracles, you help me do..

With You, with You, with You, with You, ya Rahman! 
With You, with You, with You, ya Raheem!

And I will never try to deny,
That You are my life,

Because if You ever let me go I would die!

So, I won't front!
I don't need another mission,
I just need you as my vision!
If I got You, I'll be straight,
Rabbee I need you every day!

I need Allah...
And the hearts all over the world tonight,
I said there's hearts all over the world tonight
What can I do?

I need Allah...
And the hearts all over the world tonight,
I said there's hearts all over the world tonight

Rab ighfirly
Fantal kareemuu!

Wa3fu ya rabbee
Fantar raheemuu!

With You, with You, with You, with You, ya Rahman! 
With You, with You, with You, ya Raheem!


p/s:"Is not God enough for His servant?" (Quran 39:36))

Monday, March 26, 2012

Penantian suatu proses


Semalam, ketika mencatat sesuatu dalam buku sempat saya bersembang-sembang dengan sahabat sebilik.

Ada sesuatu yang kami sembangkan sehingga saya menyebut satu ungkapan.

“ Penantian adalah suatu penyiksaan.”

“Bukan.” Jawapan spontan terkeluar dari bibir sahabat saya.

“ Penantian adalah satu proses.”

Saya bagaikan baru terdengar ungkapan ini. Penantian adalah satu proses. Penantian adalah waktu yang kita habiskan untuk menanti sesuatu harapan, impian dan cita-cita. Dan bagi saya ia juga menyamai maksud ungkapan pakar pendidik iaitu “ Masa adalah rawatan.”

Bagi yang tidak sabar menunggu hasil sesuatu yang diusahakan, ia akan terseksa tanpa menyedari hakikat sebuah penantian yang menuntut ia melakukan sesuatu dengan penantian tersebut.




Bagi seorang pelajar, ia pasti akan menanti dengan penuh kesabaran untuk mengenggam sebuah ijazah sebagai tanda dan kayu ukur ia telah berjaya menamatkan di satu tahap proses pendidikan keilmuan. Penantian dengan ketekunan, kesungguhan dan keseriusan adalah proses untuk melihat hasilan yang dicita-citakan itu berhasil dengan kejayaan, kepuasan dan kecemerlangan.







Bagi seorang ibu dan seorang bapa, ia mengimpikan mempunyai seorang anak yang soleh, berjaya dan membuatkannya mereka tersenyum. Namun proses menjadikan seorang anak itu sebegitu adalah proses yang memakan masa yang panjang, lama dan sukar. Sebuah penantian untuk melihat anak-anak membesar dengan hasil didikan Islamiyah adalah proses yang menuntut kesabaran yang bukan sedikit tetapi kesabaran yang luar biasa.





Bagi seorang pemuda dan pemudi, sudah tentu menanti untuk mengalami perubahan yang besar dalam kehidupan mereka daripada fasa hidup bersendirian kepada berteman. Menanti untuk dirisik atau bersedia untuk menimang suri sehinggalah memiliki adalah fasa-fasa penantian yang sangat getir dan memerlukan kekuatan hati dan jiwa yang kental dan penuh kesabaran. Proses penantian demi penantian ini ditunjukan oleh baginda Rasulullah SAW dengan panduan yang tarbawi lagi terdidik. Inilah indahnya Islam, segalanya ada di dalam ajaran yang lurus dan benar ini.





Bagi seorang pendidik, murabbi dan dai pula, proses kesabaran mendidik anak murib atau mad’u adalah proses penantian yang harus dilalui dengan memahami konsep fitrah manusia dalam soal perubahan ke arah lebih baik. Murabbi yang baik, menanti dengan penuh kesabaran, dan juga ketenangannya dalam mendidik anak didik akan menyerlahkan kewibawaan sebagai qudwah dan contoh kepada anak didik. Tanpa sifat terburu-buru dan tergesa-gesa, ia bijak mencari peluang dan masa yang sesuai untuk memberikan didikan kepada sesiapa sahaja, terutamanya anak didiknya agar proses didikan itu selari dengan fitrah pembesaran insan itu sendiri.

Penantian itu suatu proses

Sebuah penantian dalam melihat sebuah kejayaan, kemenangan dan kebahagiaan perlu dilalui dengan membayar sebuah pengorbanan yang tinggi harganya. Pengorbanan yang luar biasa dan kesabaran yang tinggi adalah kata kuncinya. Firman Allah SWT :

“ Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”

( Al-Baqarah 2 : 153)

Bagi muda mudi khususnya, semoga penantian mu dalam memelihara diri dalam soal kasih, cinta dan perasaan ini dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang dipenuhi kemanisan dan kebahagiaan.

Kini sangat sukar, mencari pemuda-pemudi, dan para remaja yang mampu menjaga hatinya daripada disentuhi oleh cinta keremajaan. Fitrah ingin disayangi dan menyayangi membuak-buak dalam diri sehingga hilang kewarasan dan kesabaran. Dan akhirnya, kecundang ditewaskan oleh nafsu sendiri dan terjerumus dalam lembah kehinaan.

Semoga penantian ini, adalah proses membaiki diri dan hati agar benar-benar ready.

Bersabarlah diri

Teguhkan naluri insani

Peliharalah maruah diri

Agar penantian yang panjang ini, membuahkan bibit kebahagiaan yang hakiki

Setiap kali menantikan sinar sesebuah pengharapan yang bercahaya diufuk keberhasilan, saya selalu terkenangkan satu kalam nasihat daripada seorang murabbi saya. Kata-katanya ini, sentiasa saya sematkan di dalam diri dan seringkali saya kongsikan dalam sesi perkongsian jika ada kesempatan. Katanya :

“ Semailah keimanan dan keazaman agar kita akan menuai keberhasilan dan kejayaan.”

“ Siramilah ia dengan ilmu agar berputiknya cita dan harapan”

“ Cantaslah kekecewaan dan keputus asaan agar berdiri megah pohon keyakinan dan kepasrahan.”

“ Bajailah dengan pesanan dan pengalaman agar subur dan berbuahnya kebahagiaan.”

Berdoa, bermunajat dan berharap kepadaNya

Duhai adik-adikku,

Dalam penantian ini, perhebatkanlah munajatmu di sepertiga malam dengan pengharapan hanya sanya kepada Allah SWT.

Tadahkanlah tanganmu itu dengan ketundukan, kerendahan dan penuh rasa perhambaan. Hadapkan wajahmu dengan penuh ketulusan, keikhlasan dan kemurnian hati. Mohonlah dengan kesungguhan, ketabahan, kesungguhan dan keteguhan :- bahawa dirimu benar-benar berhajatkan keampunan, kerahmatan dan keredhaan-Nya.

Linangan air matamu saat itu, penuh hangat membasahi pipi keringmu. Ketahuilah, manik-manik air mata yang bercucuran hanya kerana-Nya agar memberikan kemanisan yang tiada taranya. Saat ini, engkau tidak akan kecewa malah akan lebih kuat dan tabah.

Matamu yang berkaca-kaca, akan membersihkan dan menjernihkan hatimu. Detik ini, hembusan bayu ketenangan dan kebahagiaan akan menyapa relung jiwa dan hatimu. Dan kepuasan, kenikmatan dan kebahagiaan semakin mewarnai setiap sudut kehidupanmu.

Bersabarlah dengan penantian yang panjang. Saat ini – ketahuilah – Allah SWT sedang mengujimu. Sedang melihat kesabaran hambaNya. Menguji ketabahan, keteguhan dan kecekalanmu.

Bersabarlah
Bersabarlah
Bersabarlah

Penantian ini sangat perit, sukar dan sangat mengoncangkan jiwamu. Tetapi, ketahuilah disebalik ini ialah kepuasaan, kenikmatan dan kelegaan yang akan membuatmu tersenyum dengan perhambaan yang membulat kepada-Nya.

Penutup : Komentar Seorang Hamba

1)- Sewaktu kecil, seringkali saya mendengar ungkapan bahawa Penantian adalah satu penyiksaan. Sebenarnya, selama saya berpegang kepada kata-kata ini – jiwa saya resah, tertekan dan tiada hubungan ketauhidan yang membina perhambaan. Dengan izinnya satu hari, saya mulai nampak sebuah sinar pengharapan dengan ucapan : “ Penantian adalah suatu proses.” – Alhamdulillah, saya belajar sesuatu daripada perkara ini.

2)- Buat adik-adik, bersabarlah dalam proses menuntut ilmu. Kepuasan akan kejayaan di hujung genggaman ijazah akan memberikan seribu kenikmatan yang sangat-sangat mengembirakan dan melegakan setelah bertahun berhempas pulas di menara gading.

3)- Dan, khusus untuk teman-teman dan sahabat-sahabat, bersabarlah dalam proses menanti insan yang teristimewa dalam hidup. Letakan Allah SWT dan nilaian syara’ di hadapan. Dahulukan pandangan dan nilaian Allah SWT, insyaAllah keberkatan dan kemudahan akan menyusul selepas ini. Ketika itu, kebahagiaan akan diberikan oleh Allah SWT dalam bentuk yang asli, suci, murni dan jernih. Benarlah, penantian itu adalah suatu proses penantian!

p/s : Perkongsian dari sebuah blog..Penantian untuk menghabiskan ijazah pertama masih lagi panjang...Harus bersabar dan menanti untuk seketika waktu lagi..ada lagi penantian yang perlu ditunggu...

Artikel yang diterbit semula gara2 talk dengan Dr MAZA..haha

Wednesday, March 14, 2012

The Climb~


I can almost see it
That dream I am dreaming
But there's a voice inside my head saying
"You'll never reach it"

Every step I'm taking
Every move I make feels
Lost with no direction
My faith is shaking

But I gotta keep trying
Gotta keep my head held high

There's always gonna be another mountain
I'm always gonna make it move
Always gonna be a uphill battle
Sometimes I'm gonna have to lose

Ain't about how fast I get there
Ain't about what is waiting on the other side
It's the climb

The struggles I'm facing
The chances I'm taking
Sometimes might knock me down
But no, I'm not breaking

I may not know it
But these are the moments that
I'm gonna remember most
Just gotta keep going

And I, I got to be strong
Just keep pushing on

Keep on moving, keep on climbing
Keep the faith
It's all about, it's all about the climb
Keep the faith, keep your faith

Joe McElderry~ 

p/s : There's no shortcut to success in life.
 I never know what He has planned for me. I'm just keep moving. 
Be strong Madihah!!!


Thursday, March 8, 2012

Surat Cinta Untuk Jiwaku



Assalamualaikum

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri serta sahabat-sahabat tercintaku yang insyaAllah tetap mencintai Allah dan RasulNya di atas segalanya, kerana hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandangan yang berbeza, lebih bermakna dan indah. 

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang kerap kali terisi oleh cinta selain dariNya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan keranaNya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah di mana keikhlasannya. 

Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan kerana perkara yang dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku yang mulai lelah menapaki jalanNya ketika seringkali mengeluh, merasa dibebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk roh-ku dan roh sahabat-sahabat tercintaku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu di manakah kejujuran diletakkan? Dan kini terabailah sudah nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah sebagai rutin belaka, saat jasmani dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang penuh kepalsuan.

Cuba lihat disana! Hatimu menangis dan meranakah? 
Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri sahabat-sahabat tercintaku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketakwaan. 

Padahal kita menyedari bahawa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan. Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan berlalu begitu sahaja, saat tiada rasa takut padaNya ketika maksiat dilakukan, dan tiada merasa berdosa ketika menzalimi diri sendiri dan orang lain. 

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dariNya 

"Ya..Allah yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada agamaMU, pada taat kepadaMu dan dakwah di jalanMu "


Wallahualam bisshawab Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat, berdiam diri tanpa ada sesuatu amalanpun yang dapat dikerjakan. Kembalikan semangat itu sahabat- sahabat tercintaku.. ... Ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati "lelah".


p/s: Artikel tahun lepas...

Wednesday, March 7, 2012

Hidup Untuk Kehidupan

Sebuah pagi yang cerah..
Terpancar musim bunga yang membahagiakan..
Lalu ku senyum dengan kebaikan yang kau tunjukkan..
Seperti selalu..
Kau ibarat cahaya yang mendamaikan..


*****
Pena ligat menulis, menghabiskan saki baki nota yang perlu dibuat untuk memudahkan hafalan.
Satu demi satu helaian kertas ditarik. Fuh, banyaknya nota. Sempat ke hafal ni. Exam 3 hari lagi.
Kepala semakin sakit. Kerja banyak lagi yang belum disiapkan. Tensionnya!!!


"Sakinah, kau tahu apa perkembangan Syria sekarang?"
Tersentak Sakinah apabila pintu biliknya dikuak tiba-tiba. Apa kena minah sorang ni, tiba-tiba tanya soalan ni.
"Aku dengar makin agresif si Basyar tu bom saudara-saudara kita kat sana."


Gulp..


"Dua ribu buah keluarga di Homs dah lari ke sempadan Lubnan untuk mintak perlindungan"
"Haah..aku ada tengok berita kat Al-Jazeeraa"
"Kau ada tengok tak video yang seorang ayah ni bawa mayat anak dia tanpa badan?"
"Err..aku takut nak tengok"
"Tengokla, moga kau bersemangat sikit nak berjihad Khamis ni"


Satu senyuman dihulur. Ikhlas. Terima kasih sahabat. Dan seperti selalu katamu menusuk tepat ke sanubari.




*****
Kau menangis sendirian..
Kehilangan mereka yang kau cintai..
Bersendirian mengadu pada kekasihmu..
Meluah resah yang tersimpan..
Ya Muhammad engkau tidak sendiri..

*****
Duduk bersimpuh di masjid. Menunggu azan sebelum ke kelas. Mengenang keadaan iman. Apa khabar iman ku sekarang? Tiba-tiba mata terpandang sesuatu yang membahagiakan. Dan pandangan itu mulai pudar.

"Enti ada masalah? Kenapa enti macam dah lain sekarang"
"Takdelah..ok je" Pandangan mata dilarikan.
"Tak. Macam takda semangat. Dah tak macam dulu"
'Kalaulah engkau tahu'

Mata berkaca-kaca.

"Enti boleh kongsi dengan ana." 

Berjuang hanya setitik nila, diuji sedikit ujian, sudah mula berkeluh kesah. Kawan di kiri kanan tiada yang membahagi simpati sudah mula berkecil hati, lantas rajuk membawa diri ke medan kealpaan, mula mencari kepuasan dimensi lainnya, maka saat iman mula menjerit kesakitan, adakah tiada yang sudi menghulurkan tangan? 


"Nanti ana dah bersedia, ana cerita ya"
"Ana tahu apa yang enti lalui sekarang,ana juga pernah lalui, ana cuma nak bagitahu, kami semua sentiasa menunggu enti kembali seperti dahulu.SEMANGAT =) "

Terima kasih kerana menghulurkan tangan sahabat.


Papp! Bahu disentuh..aduh, nak bunuh orang ke ni.
Lukisan kenangan itu hilang.

"Oit cik kak, berangan apa sorang2?"
"Kan best kalau ada yang hulurkan tangan sekarang"
"Ha?? cakap apa tadi?"
"Eh takda apa2. Tengok dua orang anak Arab tu. Comel " 

Di sana mereka sama-sama pernah melalui zaman kita ibarat satu banggunan yang kukuh, saling menguatkan antara satu sama lain ~ As-soff-4

*****

"Pelikla, macam mana ada orang begitu commited study? Aku study sejam pun dah tak senang duduk"
"Tu sebab diorang rasa diorang gain something dari apa yang dibaca, bukan untuk exam semata-mata, tapi sebab passion"
"Patutla aku tengok sorang member aku ni asyik melekat kat buku ja. Dari zaman sekolah kot"
"Kau nak tips belajar tak rasa jemu tak?"
"Nak3"
"Ubah cara berfikir kau"
"Ubah cmne"
"Setiap saat kau study tu, jangan pikir apa kau dapat kat dunia, tapi kau pikir setiap saat yang kau habiskan tu sebagai ibadah.Kau bayang setiap saat tu Allah redha dengan kau"
"Woh..sampai cmtu."
"Saje je hihi..but who knows. Dunia kan ladang akhirat =)"
*****

Langsir putih akhirat itu tersingkap.
Di ikat kemas.
Bila ditarik,
Terlihatlah dunia.
Dan mereka sedar, dunia ini.
Rupa-rupanya hanya sebuah mimpi.

Terus berlari-lari ke atas gunung.
Melaungkan,
"Islam itu tinggi! Islam itu tinggi"
Terasa amat letih, amat lesu.
Mereka tetap menarik senyum.
"Demi redha Allah, demi redha Allah.."

*****
Ketenangan ada di sini
Tak jumpa kerana kau tak mencari
Kebahagiaan tersirat di hati
Tak rasa kerana kau tak menghayati

p/s: ada sape2 nak hulurkan tangan ..? ^_^

Saturday, March 3, 2012

Half of Your Faith


How many men and women prepare themselves to live as a couple, as a family ?


Some think about it, others are already committed to it. We hear of stories... and one is sometimes moved by the expectations and hopes of some, and sometimes saddened by the painful life experiences of others. Perhaps you are also, sisters and brothers, preparing yourselves to engage in this life experience of marriage, known as half of your faith. Or perhaps you have already started sharing your life with someone. In this, your expectations, thank God, were more than met but sometimes doubts have emerged. This... is not what you had expected.

Brothers and sisters, nothing should be idealized.

The perfect husband or the perfect wife only exists in your dreams. God has given you, as He has given others, noble qualities and intelligence. God has given you, as He has given others, faults and deficiencies. Perfection is not given to you or any human being. 

It is not enough to share the same faith, the same principles and the same hopes to make an ideal couple. How many young couples have been under the illusion that their future life will be harmonious as if being Muslim was enough for a successful marriage ? As if their union was based solely on the meeting of two worlds founded on the same principles that one respects or on the rules which one applies. 

This illusion, which yesterday promised a small earthly paradise, today makes life a difficult struggle  How many speak about "the principles of marriage in Islam" and actually live the reality of a torn, ravaged and frustrated existence ?


Today, more than ever, living as a married couple has become a real challenge. Around us, men and women meet and leave each other in a modern society in which they confuse freedom and the absence of accountability as love and flexibility.
Living as a couple is not without its challenges - preparing yourself, learning and constantly trying to reach out to the other with patience, depth and tenderness. Although it is true that the principles of Islam bring you together, or will bring you together, you must remember each day that the person with whom you share your life comes with his or her own history, wounds, sensitivities and hopes. Learn to listen, to understand, to observe, to accompany.

Living as a couple is the greatest of tests : a test of patience, of attention, of the ability to listen for unspoken words, of self-control, of mending one’s faults, of healing the wounds. In each of these tests, there are two parties. It isn’t easy. A meaningful effort has to be grounded in the deepest sense of spirituality, a jihad, in the most intense meaning of the term. The jihad of love which reminds that feelings have to be taken care of. They are maintained, deepened, rooted through your shared challenges and your patience 

Patience and attention to the hearts, in a couple, will lead them towards the light, God willing. Remember, brothers and sisters, the last of the Prophets (peace be on him), an example for eternity, so attentive, so tender, and so patient. He did not only remind the Umma of principles, he enlightened with his presence, his listening, and his love. 

Before being the mother of his children, his wife was a woman, his spouse, a person he discovered each day, a person whom he accompanied and who accompanied him ; subject of his attention, a testimony of his love. He knew the meaning of silence, the power of a touch, the complicity of a shared glance, the pleasure in a smile, and the kindness found in being attentive.


There are those who idealize the other so much they never really see their partners and those who leave each other too quickly without taking the time to know each other. We are reminded of the principles Islam, its depth, its spirituality, its essence. Living as a couple, forming a relationship, being patient in adversity, loving to the extent of enduring, grounding by way of reforming is an initiation to spirituality. Knowing how to be one with God assures greater comfort in being together as two. A challenge, a test, far from the ideal, close to reality.

Sisters and brothers, you must prepare yourselves to live one of the most beautiful tests of life. It requires all from you, your heart, your conscience, and your efforts. The road is long. One must learn to demand, to share, and to forgive...indefinitely. 

Of the things permitted by God, divorce is the most detested. Living as a couple is difficult : remember that your wife is woman before being the mother of your children ; remember that your husband is a man before being the father of your children. Know how to live as a couple, within your family...in front of God and in front of your children.

This meeting place, these efforts will result in a sense of protection : They are your garments and you are their garments. Know how to be patient, learn how to be affectionate, offer forgiveness, and you will attain the spirituality of the protected, the proximity of the ones that are close. Faith then becomes your source of light and "his or her" presence, becomes your source of protection ; the test of your heart, the energy of your love, half of your faith.
I pray to God that this love be the school of your efforts and the light of your patience. 

By Tariq Ramadhan

Karak Castle

Trip to Karak Castle ni tak plan sangat pun,cuma angan2 nak p sini ja alang2
dah bermukim di Mu'tah cuti hari tu. Kebetulan ada En.Atiqullah ni nak jalan2 ke sana,
 maka kakaknya Awatif roger2 la kami yang memang teringin
 jalan ke sana.. ^_^


Sejarah Karak Castle

Istana Karak ini terkenal semasa Peperangan Salib,namun menurut sejarah kota 
ini pernah menjadi kubu Moab malah telah didiami Kristian sejak sebelum perang Salib lagi .Kota ini juga merupakan bandar bertembok sebagaimana yang dinyatakan dalam Bible malah turut tertera dalam Peta Mozek Madaba . 


Pada 1142 M, Lord Pagan – Butler telah memindahkan ibu pejabatnya dari Shobak ( Montreal ) ke sini di samping sebuah istana dan penggantinya pula menambah parit dan menara di sini . Kedudukan dan keutuhannya menjadikan Istana Karak ini sebagai kubu pertahanan sisi Timur bagi Kerajaan Latin . 
tinggalan kerajaan Salahuddin

Istana ini dikelilingi tebing batuan dari tiga kedudukan . Jelas kelihatan dari sini jalan perdagangan dan laluan haji ke Makkah di Lebuh Raya di-Raja dan berhampiran dengannya adalah Laut Mati serta Jerusalem . Pada 1161 M kota ini dikuasai oleh Reynald Chatillon yang digelar Gajah Masihi dan telah berkahwin dengan Etuenette de Milly .
Chatillon dikenali kerana kekejamannya dan dia juga telah memimpin tentera mengalahkan Solahuddin al-Ayubi di Montgisart pada 1177 M seterusnya sering menyerang pedagang Arab yang berlabuh di Laut Merah di samping membina bot-bot yang dihantar ke Aqabah. 

pandangan dari atas 
Pada 1187 M, tentera Solahuddin telah mengepung kota tersebut selama 8 bulan sehingga memaksa tentera pertahanan kota tersebut menjual anak dan isteri mereka untuk makanan. Akhirnya pada 1188 M mereka tewas dan disebabkan kegigihan mereka maka Solahuddin al-Ayubi telah membebaskan mereka .

entah2 lubang tu tempat pemanah aim sasaran kot..hihi

Istana itu kemudiannya diuruskan oleh adik Solahuddin yang telah memperkuat dan mengukuhkan lagi pertahanannya . Kurun ke-13 dan 14 menyaksikan betapa kota tersebut dikemaskini dan diperindahkan struktur dalamannya di bawah pemerintahan Islam . Sultan Baibars telah bertanggungjawab dalam memperdalam parit kota di samping membina monumen di bahagian selatan dan menara bulat dengan simbol singa di tembok timur bandar kota tersebut . Namun gempa bumi pada 1293 M telah memusnahkan kebanyakan besar bahagian kota tersebut .


Ok. Sekian sejarah. Kami pun tak tau sangat sejarah nya dengan dalam, 
cuma yang tergambar dalam kepala ialah agak2 macam mana la kehidupan masyarakat pada zaman tu. 
Setiap celah lubang kami teroka sebab nak bayangkan tempat apa orang dulu2 buat kat situ. 
Ciwi jugak la ( ada sapa tak faham ciwi tu apa? hehe )..

Betapa hebatnya umat Islam pada zaman dulu, adakah kita hanya mampu berbangga
 dengan sejarah atau kita mampu mengulangi sejarah? Tak payah tengok kiri kanan, tengok diri sendiri dulu. Anda hari ini penentu generasi masa hadapan ..yosh !!


    
p/s: Jom g tempat lain pulak =)